Intensitas hujan terjadi selama 4 hari berturut-turut merata di Tanjungpandan dan sekitar. BMKG pada situsnya menginformasikan kondisi cuaca dengan citra satelit diwilayah Bangka Belitung terjadi merata. Bahkan kemarin, salah satu TPS di Desa Aik Ketekok harus pindah karena lebatnya hujan. Intesistas hujan juga berdampak stabilitas tanah. Tak jauh dari jembatan dan surau Miftahul Jannah, dinding drainase Sungai Siburik jebol “ Sejak 2012 baru sekarang ini banjir “ ujar Mita Misyantika, warga RT 41 Kelurahan Parit
Pasang surut air laut acapkali menjadi penyebab banjir karena ada pertemuan pasang air laut dengan aliran sungai Siburik yang melintasi Kelurahan Parit dan Kampong Damai. Berdasarkan pantauan di sekitar pantai Tanjungpendam dari refraktometer yakni alat yang mengukur kadar/konsentrasi bahan terlaut seperti garam di titik pantau (200 meter dari bibir pantai) hingga pukul 11:30 menunjukkan hari ini 0 promil, kemarin mencapai 15 promil. Artinya, air laut sudah bercampur air tawar karena deras aliran sungai Siburik bercampur dengan air laut. “ Perubahan salinitas air laut ini berpotensi merusak habitat pantai termasuk hewan laut seperti udang “ ujar Dedi mendasari pengalamannya dalam mengelola budidaya tambak mengaku selama 10 taun terakhir, baru kali ini mendapati 0 promil. Sementara Warga Kelurahan Kampong Damai, mengeluhkan hujan telah membuat drainase menuju laut menggenang rumah mereka. “ Akses jalan terputus” ujar Yuniarlina Yusuf, warga Kelurahan Kampong Damai.
Sampah yang tidak dikelola sampah cenderung membuat warga memilih membuang. Kondisi ini tak kalah potensial menghambat aliran sungai. Dengan intensitas hujan yang tinggi turun sejak subuh tadi membuat aliran air dipenuhi sampah. “ Semestinya air laut sudah surut tapi karena terhalang banjir, aliran sungai Siburik menuju terhambat “ kata Kodir.
Buruknya drainase akhir-akhir ini menjadi penyebab rendaman air di rumah warga tak terkecuali mereka yang tinggi ditempat yang agak tinggi seperti di Jalan Ali Uyub Tanjungpendam. “ Diujung sana, salurannya sempat sehingga saluran sebelah rumah tidak mampu menampung air dan masuk ke kamar diatas mata kaki “ ujar Ainun warga RT 20/10 Kelurahan Tanjungpendam. Kondisi drainase yang mengendalikan aliran sungai ini dirasakan sejumlah warga di Kebun Jeruk, Aik Rayak. Bahkan sebelumnya banjir menggenangi 15 unit rumah yang berada di komplek perumahan Billiton Regency, Aik Rayak. Buruknya drainase juga membuat jalan utama di Petikan tergang banjir.
Memahami kondisi banjir di sejumlah titik yang menggenangi rumah warga, Bupati Belitung dan Camat Tanjungpandan, Marzuki, SIp ngenjungak (blusukan) ke perkampungan. Begitupun Tim Tagana tak ketinggalan mengantipasi dampak banjir. Warga pun membuat strata darurat sendiri karena menyadari potensi banjir yang bisa terjadi kapan saja. Setidaknya warga dan SKPD perlu mewaspadai 4 hal yakni Intensitas hujan, drainase, sampah dan pasang surut air laut (*)