Di Hari Nelayan Nasional, Destika Serukan Revolusi Biru

Hari ini 6 April 2017, adalah tanggal diperingatinya Hari Nelayan Nasional. Atas nama pemerintah Kabupaten Belitung, Dinas Perikanan  mengucapkan ‘Selamat Hari Nelayan nasional’. Kepada Dinas Perikanan, Destika Efenly menyampaikan harapannya agara kehidupan nelayan Belitung jauh lebih baik lagi.

Beberapa waktu lalu, Pemkab Belitung telah menjalankan amanat UU No 7 tahun 2016 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudidaya Ikan dan Petambak Garam melalui pemberian bantuan premi asuransi di desa Tanjung Binga.

Ini menunjukkan pemerintah memperhatikan nasib nelayan. Namun Destika tidak menampi, sebagai nelayan pekerja kehidupan nelayan sering dibayang-bayangi kondisi yang tidak menentu. Baginya, laut adalah sawah ladang bagi nelayan. Artinya kelestarian laut itu harus dijaga dari kerusakan termasuk yang ada di pesisir pantai.

“ Ayo kita lakukan revolusi biru, Bangun perikanan dan kelauatan kita dengan konsep yang berkelanjutan dengan mengedepankan pelestarian lingkungan. Ayo bangkit karena pemerintah juga tidak tinggal diam. Mari kita bergandengan tangan untuk membangun perikanan berkelanjutan” ajak Destika .

Banyak kebijakan-kebijakan sudah mengarah kesejahteraan nelayan seperti pelarangan ilegal fishing, penyaluran kredit usaha, pemberian premi asuransi. Tinggal bagaimana merubah mindset dan menyadari  bahwa kehidupan hanya  8 bulan sedang  3 bulan sisa masa-masa sulit yang tidak bisa melaut.

Ruang kerja nelayan itu dapat diukur dari dari 4 mill dari pesisir dimana luas perairan laut Belitung mencapai 6.363 meter persegi. Dari luasan itulah nelayan memberikan kontribusi kepada negara yang dapat dilihat dari kontribusi terhadap PDRB. Pada tahun 2016, produksi nelayan Belitung  hampir mencapai 67.000 ton. Sehingga wajar kalau Destika menganggap kalau nelayan merupakan aset negara.

Berdasarkan data yang dihimpun Dinas Perikanan Kabupaten Belitung, hingga akhir tahun 2016 Jumlah nelayan di Kabupaten Belitung sebanyak 9.701 nelayan, pembudidaya sebanyak 407 orang, kelompok pengolah hasil perikanan sebanyak  57 kelompok dan jumlah pemasar hasil perikanan sebanyak 281 orang.  Dari jumlah masyarakat nelayan yang ada, produksi yang dihasilkan dari perikanan tangkap sebesar 67.189,2 ton per tahun, perikanan budidaya 154,8 ton.

Meski memberi kontribusi yang cukup signifikan, kondisi ekonomi nelayan kadang tak  sepadan dengan apa yang mereka hasilkan “ Kita memahami bagaimana nelayan kita sering terjerat kemiskinan. Mungkin mereka terjebak dengan tengkulak” ujar Destika. Karena itu ia menyarankan nelayan membangun Kelompok Usaha Bersama atau membentuk koperasi.

Saat ini, nelayan telah membentuk koperasi 5 unit koperasi. Di kecamatan Tanjungpandan terdapat 2 unit koperasi termasuk Koperasi Budidaya. Kecamatan Sijuk dan Selat Nasik dan Membalong  masing-masing 1 unit koperasi.(fithrorozi)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *