TANJUNGPANDAN, DISKOMINFO – Pertemuan di hotel berkelas dimanfaatkan Usni Mariosa untuk memastikan karyanya tidak bermasalah. Beberapa tahun lalu seniman yang kerap tampil di televisi swasta ini pernah meluncurkan album lagu bertajuk “Kite Bekisa”.
Tak mudah baginya untuk mendapat pengakuan lolos sensor dari Lembaga sensor. Bukan karena biaya saja namun karena diganjal dengan keraguan mengakui rumah produksi miliknya. Original 3, begitulah ia memberi nama rumah produksi miliknya di Kampong Baro.
Lirik lagu dalam album ‘Kite Bekisa’ ini seluruhnya menggunakan bahasa Belitong. Memang album Belitong belum se-populer lagu berbahasa Ambon, Padang atau Jawa. Namun karakter budaya melayu Belitong karena liriknya menyampaikan kearifan lokal masyarakat Belitong.
Apa yang dilakukan Usni Mariosa ini jauh sebelum Badan Ekonomi Kreatif (BKraf) mensosialisasikan 16 subsektor ekonomi kreatif di Belitung pada kegiatan Bimtek Penyusunan Database Ekonomi Kreatif awal April 2017 lalu. Tidak hanya Usni di bidang musik, beberapa komunitas berkreasi di bidang film seperti Hoki Production yang memproduksi film-film indie, film independen yang tidak membutuhkan studio besar. Komunitas-komunitas ini umumnya tidak berbadan hukum seperti CV atau PT. Biasanya mereka mengumpulkan biaya produksi dari kantong sendiri dan dari donatur yang peduli seni budaya lokal.
“Saya sempat ditolak. Bingung juga ditanya jenis perusahaan Original 3. Karena tidak berbadan hukum saya menggunakan perusahaan lain. Perusahaan inilah yang terdaftar sebagai pemegang Hak Cipta“ ungkap Usni.
Rekaman Video dari album lagu ‘Kite Bekisa’ akhirnya rampung dan mengantongi Surat Lulus Sensor dari Lembaga Sensor Film setelah meminjam perusahaan lain. Meski bukan film utuh, album lagu disertai video clip ini harus jelas dimata hukum. Karena itu ia mengkritik, kalau ada lembaga resmi menggunakan karyanya tanpa izin walaupun untuk menunjang pembangunan di sektor pariwisata.
“Bukan tidak mendukung pariwisata namun apa salahnya menghargai hak cipta. Minimal meminta izin sebelum ditayangkan” ungkap Usni disela-sela kegiatan Sosialisasi Kebijakan Lembaga Sensor Film bertajuk ‘Masyarakat Sensor Mandiri Wujud Kepribadian Bangsa’ tadi siang (17/4) di Ballroom hotel BW Suite. (fithrorozi)