LIPI Membuka Ruang Publikasi Ilmiah

TANJUNGPANDAN, DISKOMINFO – Pengetahuan lokal Pak Sar’ie membuat peneliti senior LIPI Dr. Erwiza Erman menjulukinya ‘profesor’. Ini karena Sar’ie menguasai banyak pengetahuan lokal sehingga kerap ia menjadi narasumber bagi peneliti nasional maupun peneliti asing. Lewat para peneliti, pengetahuan lokal Pak Sar’ie dipublikasikan.

Lewat publikasi online, pengetahuan Pak Sar’ie dikenal luas karena mudah diakses tanpa batas ruang dan waktu, kapan saja dimana saja. Namun sebelum dipublikasikan pengetahuan lokal itu harus disusun menurut kaidah ilmiah. “Mereka itu (Sar’ie) bisa menjadi counterpart LIPI“ ujar Kepala Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah (PDII) LIPI Ir.Sri Hartinah, M.Si.

Sejak 1960an, PDII LIPI menjadi pusat repositori Iptek nasional memiliki tanggung jawab untuk mengelola serta memanfaatkan informasi ilmiah yang terdokumentasi di PDII LIPI.

Dalam sambutannyanya, Sri Hartinah, M.Si, mengungkapkan kegiatan selama 2 hari (17-18 April) di Belitung merupakan tindak lanjut dari MOU antara Kedeputian Jasa Ilmiah LIPI dengan Pemkab Belitung melalui Bappeda, ditantandangani bulan Februari 2017. Terdapat beberapa jenis produk kerjasama dalam pemanfaatan informasi ilmiah yang dimiliki oleh PDII-LIPI, meliputi Database Sharing, Paket Informasi, Pohon Industri, Multimedia (Dokumenter dan Animasi).

PDII-LIPI melihat perpustakaan memiliki potensi sebagai media penyebar informasi. “Sepertinya LIPI tertarik dengan perpustakaan pulau Seliu“ ujar Anita, SP.,M.I.L, Kabid Penelitian dan Pengembangan Bappeda Kabupaten Belitung saat membuka kegiatan Focus Group Disccusion (FGD) di ruang rapat Bappeda pada Selasa 18 April 2017.

“Kemarin kami ke Pulau Seliu, pulaunya cantik sayangnya energi disana terbatas. Awalnya kami akan menyerahkan alat untuk mengakses informasi digital ternyata komputer di perpustakaan desa tidak ada“ ungkap Srihartinah.

“Melalui perpustakaan yang didukung dengan perangkat teknologi digital diharapkan masyarakat dapat mengakses jurnal ilmiah termasuk informasi tentang teknologi tepat guna“ kata Dr. Ambar Yoganingrum dari Bidang Desiminasi dan Informasi PDII-LIPI yang menjadi moderator FGD.

FGD ini diawali dengan Pemutaran Film (LIPI) tentang Layanan Informasi Pengenalan Teknologi Tepat Guna. Sebelum dilakukan dialog interaktif, Kepala Desiminasi dan Informasi Mahmudi memaparkan tujuan Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PDII-LIPI) “Hingga saat ini, ada 300 jurnal ilmiah tentang Bangka Belitung. Namun tak banyak orang tahu. Kami pikir masyarakat mengakses jurnal online ternyata tidak” ujar Mahmudi.

Selain mempublikasan hasil penelitian, PDII-LIPI juga mengelola hasil karya masyarakat, mengemas laporan penelitian dan melakukan desiminasi. “Misalnya menyebarkan informasi bagaimana mengelola ikan sehingga semua bagian dari ikan itu bisa dimanfaatkan“ ujar Mahmudi.

FGD ini dihadiri oleh kalangan akademisi dari Akademi Manajemen Belitung dan Direktur Poltek Dharma Ganesha, unsur dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Belitung, Dinas Pariwisata Kabupaten Belitung dan Sekcam Tanjungpandan Sanwani.

Dosen AMB Tartini mengakui rendahnya kemampuan menulis di kampusnya padahal menurut Mahmudi, seharusnya kampus memiliki lembaga penerbit sendiri untuk mempublikasi jurnal ilmiah sebagaimana direkomendasikan dari DIKTI. “tidak harus jurnal tercetak tapi cukup jurnal online’’ tambah Mahmudi.

Menjawab pertanyaan Tartini, bagaimana mempublikasi hasil penelitian yang sudah kita lakukan, Tim dari PDII-LIPI Danarsiwi Tri Lastiwi, SS, MAP, MSc menjelaskan bahwa DPII-LIPI melalui situs issn.pdii.lipi.go.id telah menyediakan Scientific Journal Database untuk referensi penulisan ilmiah dan petunjuk cara memasukkan jurnal. Jurnal ilmiah yang dipublikasikan harus dalam format artikel. (fithrorozi)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *