Pakar Sejarah Perkuat Dukungan H.A.S Hanandjoedin Sebagai Pahlawan Nasional

TANJUNGPANDAN, DISKOMINFO – Dalam satu pertempuran yang terjadi di Pangkalan Bugis, Malang sejumlah pemuda berhasil menguasai lapangan udara berikut 70 pesawat terbang Jepang. Sebagian besar rusak namun berhasil diperbaiki dan tepat pada tanggal 17 Oktober 1945 pesawat itupun berhasil diterbangkan lalu disumbangkan ke Sekolah Penerbangan Yogyakarta.

Dibalik kisah heroik yang tertulis dalam buku ‘Sang Elang‘ terdapat nama pemuda sekaligus tokoh dibalik keberhasilan memperbaiki dan menerbangkan pesawat rampasan dari tentara Jepang itu, dialah H.A.S. Hanandjoeddin, pria kelahiran Tanjung Tikar Belitung. Pengetahuan di bidang teknik ia dapatkan dari Ambact Cursus-sekolah teknik setingkat SMP di Manggar. Tak aktif di dunia militer H.A.S Hanandjoedin didaulat menjadi Bupati dan menjabat sebagai Kepala Daerah Tingkat II Belitung periode 1967-1972.

Sebagai bentuk penghargaan kepada beliau, pemerintah Kabupaten Belitung mengabadikan namanya menjadi nama bandara “H.A.S Hanandjoeddin’ yang pada tanggal 22 Desember 2016 ditetapkan sebagai bandara internasional berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Indonesia Nomor KP 856 Tahun 2016 tentang Penetapan Bandar Udara H.A.S. Hanandjoeddin, sebagai Bandara Internasional.

Serangkaian kisah perjuangan H.A.S. Hanandjoeddin ini berhasil dikumpulkan oleh M. Hairil Andersen yang kemudian dibukukan dengan judul ‘Sang Elang: Serangkaian Kisah Perjuangan H.A.S . Hanandjoeddin di Kancah Revolusi Kemerdekaan’. Penulisan buku tentang pengabdian Letnan Kolonel (Letkol) Pas (PG) H.A.S. Hanandjoeddin menjadikan Hairil menerima warga kehormatan Korpaskhas saat diundang Markas Korpaskhas Bandung dan diterima langsung Komandan Korpaskhas Marsekal Muda (Marsda) TNI Adrian Wattimena, Senin (8/6/2015).

Hairil pun beberapa kali diundang sebagai narasumber dari kegiatan bedah buku ‘Sang Elang’. Dalam suatu kesempatan bedah buku yang berlangsung di Pangkalpinang (2/11/2015), salah satu panelis dari FKKPI Ir Toni Batubara mengusulkan H.A.S. Hanandjoeddin sebagai pahlawan nasional. Gagasan itu lantas berkembang, dukungan mengalir baik dari Pemerintah Kabupaten Belitung, Belitung Timur dan Provinsi Bangka Belitung.

Pemkab Belitung membentuk Tim Pengkajian Penghargaan dan Gelar Daerah (P2GD). Melalui Sekretaris Tim P2GD Haziarto yang juga Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Sosial (PPPAS) memastikan upaya pengusulan H.A.S Hanandjoedin akan ditindaklanjuti melalui sebuah seminar dengan mengundang sejumlah pakar sejarah dari kalangan akademis dan lembaga pusat sejarah TNI. Kegiatan ini didahului dengan rapat pemantapan yang dipimpin langsung oleh Wakil Bupati Drs. Erwandi A. Rani di Ruang Rapat Pemkab Belitung (21/4). Rapat ini memantapkan usulan H.A.S. Hanandjoedin sebagai pahlawan nasional yang telah bergulir sejak tahun 2015 dengan memantapkan kembali pencarian data dan dokumen tentang riwayat hidup dan tanggapan atau dukungan masyarakat mengingat batas akhir pengusulan semakin dekat yakni tanggal 30 April 2017.

Hari ini, 25 April 2017 bertempat di Ballroom Hotel Billiton Tanjungpandan digelar Seminar Nasional Pengusulan H.A.S. Hanandjoeddin sebagai Pahlawan Nasional dihadiri Bupati dan Wakil Bupati dan 380 peserta.

Baca: Masyarakat Beri Dukungan H.A.S. Hanandjoeddin Sebagai Pahlawan Nasional

Bupati Belitung H. Sahani Saleh S.Sos dalam sambutannya menyambut baik langkah ini sekaligus menjadi inspirasi bagi pemangku kepentingan pengembangan potensi daerah “Melalui seminar ini dapat menjadi wahana penting bagi kita untuk membuka peluang dan kesempatan lahirnya ide ide-ide kreatif dan inovatif dalam pengembangan potensi daerah” ujar Bupati.

Sejumlah pakar sejarah dihadirkan sebagai narasumber yakni Kolonel Sudarno dari Pusat Sejarah TNI, Drs Arif Nahari dari Direktorat Kepahlawanan, Keperintisan, Kesetiakawanan Dan Restorasi Sosial Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial Kemensos RI, Ir. Edy Jajang MSi selaku dosen Sejarah UBB, Prof. Dr. Nana Supriyatna yang merupakan pakar sejarah Universitas Pendidikan Indonesia. Sementara Pakar Tata Negara Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra,SH yang dijadwalkan hadir tak tampak.

Drs. Arif Nahari dari Direktorat Kepahlawanan, Keperintisan, Kesetiakawanan Dan Restorasi Sosial Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial Kemensos RI dihadapan peserta seminar nasional, menegaskan bahwa H.A.S.Hanandjoedin sudah memenuhi syarat sebagai pahlawan nasional. (fithrorozi)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *