TANJUNGPANDAN, DISKOMINFO – Berdasarkan survey yang dilakukan UNESCO pada tahun 2012 terhadap minat baca di 61 negara, Indonesia hanya 0,001 persen atau menempati peringkat kedua terendah dari negara yang disurvei. Sementara berdasarkan survei yang diliris Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 62 juta orang atau sekitar 24,23 persen dari jumlah penduduk Indonesia.
Survei APJII itu menunjukkan penduduk berusia berusia 12-34 tahun mendominasi pengguna Internet di Indonesia dengan porsi 64,2 persen. Sedangkan kelompok pengguna berusia 20-24 tahun mencapai 15,1 persen dari total pengguna.
Bahkan berdasarkan pengamatan BuletinBelitong, sebagian pengguna internet dari kalangan pengambil kebijakan hanya membaca judul dan tidak membaca isi berita. Kondisi ini teramati dari posting yang ada di grup media sosial. Tak jarang lebih berorientasi informasi grafis yang membutuhkan bandwith internet yang besar.
“Menurut survey UNESCO (2012), Indonesia menduduki peringkat terendah kedua, hanya setingkat di atas Botswana di Afrika. Dilatarbelakangi keprihatinan terhadap rendahnya minat baca orang Indonesia muncul Gerakan Literasi Sekolah sejak dua tahun lalu. Saat Menteri Pendidikan dijabat Anis Baswedan.” ujar Kabid Pembinaan SMP, Sutawijaya, MPd kepada Buletin Belitong.
Menurut Sutawijaya, pengembangan dari Gerakan Literasi Sekolah digelar Olimpiade Literasi Siswa Nasional (OLSN) yang merupakan cabang baru merangkai Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) Tahun 2017 di Kabupaten Belitung yang berlangsung selama dua hari (26-27 April 2017) di SMPN 1 Tanjungpandan.
Diharapkan dengan adanya lomba pada OLSN ini minat baca siswa di Indonesia khususnya di Kabupaten Belitung akan meningkat. Lomba literasi ini meliputi tiga cabang lomba yakni lomba Kreativitas Bercerita Berbahasa Inggris (Story Telling), Lomba Cipta Cerpen Bahasa Indonesia dan Lomba Debat dalam Bahasa Indonesia.
Sutawijaya menyayangkan, dari 32 sekolah MTS/SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten Belitung tidak semuanya mengirimkan wakilnya di ajang lomba Literasi ini ”Tidak semua dari 32 sekolah MTS/SMP Negeri dan Swasta di Belitung yang ikut dalam lomba. Lomba Story Telling hanya diikuti 17 peserta, lomba Debat hanya 16 peserta dan lomba Cipta Cerpen hanya 20 peserta” ujar Sutawijaya.
Menurut Sutawijaya, bertolak dari gerakan literasi pula siswa diharuskan membaca selama 15 menit sebelum awal pelajaran dari Senin hingga Kamis. Selain itu siswa juga ditarget untuk membaca buku baik fiksi maupun non fiksi. Untuk tingkat SD harus tuntas membaca 6 judul buku dalam setahun, tingkat SMP harus tuntas 12 judul buku dalam setahun dan SMA atau sederajat harus tuntas membaca 20 judul buku dalam setahun.
Tidak hanya siswa, sekolah pun dituntut untuk menyediakan pojok baca diluar dari pojok baca yang ada di perpustakaan “Tempatnya bisa di taman atau depan kelas“ ujar Sutawijaya. (fithrorozi)