TANJUNGPANDAN, DISKOMINFO – Gadis bermata sipit ini ternyata menyimpan sejumlah prestasi. Ia hapal 1 juz ayat Al-Qur’an. Ternyata tidak hanya mampu menghafal dan melafazkan Al-Qur’an. Beberapa kali ia mewakili sekolahnya untuk mengikuti ajang lomba bakat menyanyi. Penasaran sosok beliau yang memiliki talenta ini, BuletinBelitong menyajikan sosok gadis muda berbakat dari desa Membalong ini.
Besar di sudut Selatan pulau Belitong, Amira tak pernah segan bersaing anak-anak sebayanya dari Tanjungpandan. Pertama kali bertemu Amira dia hanya tersenyum malu, namun diatas panggung senyum malu Amira berganti dengan lembut dari mulut kecil keluar lantunan suara merdu.
Diatas pentas bungsu dairi pasangan Zahriandi, S.Pd dan Darninengsih ini selalu menjalin dua prestasi yakni prestasi di ajang Lomba Hafalan Qur’an (Hifzl) dan Lomba Penyanyi Solo baik di tingkat kecamatan maupun di tingkat Kabupaten. “Sudah dari SD kelas III, Amira terbiasa diatas panggung“ ujar Zahriandi, S.Pd orang tua Amira yang tak lain pendidik di SMPN 5 Membalong.
Pasangan Zahriandi dikarunia 3 orang anak. Anak pertama mengikuti jejak bapaknya setelah meraih gelar Sarjana Pendidik, anak kedua sedang menjalani studi di Perguruan Tinggi dan si bungsu masih berstatus sebagai Siswa di SMPN 1 Membalong.
Sejumlah prestasi ia rajih sejak ia masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Pada tahun 2013, Amira menyabet juara III, lomba Menyanyi Solo Tingkat Kabupaten dalam lomba FLS2N. Setahun kemudian (2014) prestasinya meningkat dengan peraih Juara II dalam Lomba Menyanyi Solo.
Memasuki bangku sekoah SMP di tahun 2015, INLA sebuah lembaga non pemerintah yang berpusat di Klenteng Maitreya menggelar Festival Tembang Alam. Lagi-lagi, Amira meraih Juare II. Bersama Mareta Nurviani yang meriah juara I mereka diajak untuk membuat Album CD Lagu-lagu Tembang Alam. Boleh dibilang merekalah satu-satunya siswa SMP yang memiliki album lagu sendiri.
Jika sudah diatas pentas prestasi, persahabatan Amira dan Mareta berubah menjadi kompetisi. Namun tidak seperti dua peserteruan, sebelum tampil mereka seperti dua sahabat yang saling mendukung seperti yang tampak saat menjelang tampil di ajang FLS2N Kabupaten Belitung kemarin, Rabu, 25 April 2017 di halaman kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.
Kalau Amira dan Mareta sudah terlihat di pentas lomba terlontar prediksi yang melampaui Juri. “Paling-paling kalau bukan Mareta, ya Amira. Kalau bukan Amira“ ujar orang Tanjungpandan yang mengenal prestasi anak Aik Rembikang dan anak Membalong ini. Bagi keduanya, persaingan justru membuahkan persahabatan.
Benar saja, usai Juri Lomba mengumumkan pemenang Lomba Menyanyi Solo FLS2N Tingkat Kabupaten Belitung. Juara I diraih Mareta Aviani dari SMPN 2 Tanjungpandan dan juara III diraih Amira Pratiwi sedang Juara III diraih Fahrul Rozi dari SMPN 4 Membalong. Mereka pun tersenyum.
Namun Amira tidak perlu khawatir dengan peringkat ke-2 karena tidak menjadi wakil kabupaten pada Lomba FLS2N tingkat Provinsi Bangka Belitung karena ia masih tetap menjadi duta Kabupaten Belitung mensiarkan agama Islam. Predikatnya sebagai Juara I Seleksi Tillawatil Quran (STQ) Tingkat Kabupaten Belitung membuatnya menjadi wakil Belitung di Provinsi pada cabang lomba Hafalan Qur’an (Hifzl Qur’an) 1 juz Putri tahun 2017 ini.
Rangkaian prestasi Amira di bidang agama ini melengkapi bakatnya di bidang tarik suara. Pada tahun 2016 ia meraih predikat Juara I Lomba Da’i tingkat Kecamatan Membalong dalam rangka Peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharram. Pada tahun yang sama ia juga menjuari lomba Hifzl Qur’an 1 juzz pada MTQ Tingkat Provinsi bangka Belitung.
Mengamati prestasi anak-anak seperti Amira dan Mareta, memberikan keyakinan atas sebuah konklusi bahwa FLS2N, Olimpiade ataupun berbagai lomba yang diadakan menjadi pentas anak-anak untuk menyalurkan bakat. Meski tidak semua anak memiliki multitalent seperti Amira. Amira menjadi contoh bahwa pendidikan tidak hanya mengenalkan pengetahuan kepada siswa tapi harus membangkitkan semangat dan bakat anak.
Dengan lomba baik yang dilakukan oleh pemerintah, swasta maupun masyarakat sendiri akan muncul anak-anak berbakat sekaligus berprestasi. Sayangnya masih sering terdengar anak-anak berbakat dan beprestasi terpuruk kemudian. Mereka berkembang tanpa bimbingan dan penghargaan yang layak. (fithrorozi)