Kemenpar Perkuat Kelompok Sadar Wisata di Pulau Belitong

TANJUNGPANDAN, DISKOMINFO – Selama dua hari, Kemenpar menggelar kegiatan penguatan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang berlangsung di Hotel Bahamas Tanjungpandan dari tanggal 26 dan 27 April 2017. Kegiatan ini diikuti lebih kurang 60 Pokdarwis dari Belitung dan Belitung Timur.

“Kegiatan ini baik untuk meningkatkan kemampuan kita dalam mengolah objek wisata selain itu kita bisa berbagai pengalaman dengan rekan-rekan dari Pokdarwis yang lain. Suak Gual dan Seliu diikutkan lebih banyak peserta dibandingkan Pokdarwis yang lain “ ujar Suherman, Ketua Pokdarwis Pagal Pilling dari desa Suak Gual.

Darinya merupakan 3 dari anggota Pokdarwis dari Suak Gual berasal 2 peserta lain dari Kecamatan Selat Nasik yang mengikuti kegiatan Penguatan Pokdarwis selama dua hari (26-27 April 2017) di Hotel Bahamas Tanjungpandan. Seluruh peserta diberikan fasilitas menginap di hotel selama kegiatan.

Sebelumnya Dinas Pariwisata Kabupaten Belitung mengajak Pokdarwis Nyiur Melambai desa Pulau Seliu dan Pokdarwis Pagal Piling desa Suak Gual melakukan studi bandingkan ke Desa Wisata Dieng Kulon dan Desa Wisata Pentingsari Yogyakarta. “Saya sebenarnya lebih tertarik untuk mengembangkan objek wisata mercusuar Tanjung Lancor dan sejarah bum panjang yang terdapat jembatan yang pernah disinggahi tentara Belanda di masa penjajahan” ujar Suherman yang akrab dipanggil Jabing.

Menurutnya, nama Pagal Piling diambil dari nama sejenis karang dikenal dengan sebutan pagal yang dulu sering digunakan warga setempat untuk pondasi bangunan. Sedang piling diambil nama pulau Piling yang banyak terdapat karang pagal.

Pada hari pertama peserta mendapatkan materi Penguatan Pokdarwis oleh narasumber dari dan paparan model pengembangan desa wisata ‘Dewi Kuase’ dari Ketua Desa Wisata Kuale Sidjoek Sutami Sani. Kegiatan ini berlangsung hingga malam hari.

Pemanfaatan bekas tambang timah, pemanfaatan hutan kerangas, pemanfaatan aktivitas nelayan melaut serta pengembangan potensi kehidupan sosial budaya, ekonomi masyarakat setempat dan potensi lain yang terus digali.

Pengembangan desa wisata di desa Sijuk berbasis masyarakat pertanian yang disebut Sutami sebagai wisata hijau yang bermitra dengan Sekula Tani Rakyat (Setara) yang mengembangkan model pertanian organik.  Menurut Sutami dalam paparannya di Hotel Bahamas semalam (26/4), strategi pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan desa wisata dimulai dari penentuan tema.

Dengan tema  pengelola Dewa Wisata akan mengintegrasikan berbagai potensi wisata sehingga menjadi satu kesatuan utuh desa wisata dan menyatu dengan kehidupan masyarakat setempat. Dengan tema memudahkan untuk mengetahui tipologi atau jenis desa wisata. Karena itu Desa Wisata Dewi Kuase menguatkan tema besar ‘Wisata Ekologi, Budaya dan Pertanian Berbasis Komunitas dan Berkelanjutan “ ujar Sutami.  (fithrorozi)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *