TANJUNGPANDAN, DISKOMINFO – Jantung sering diidentikkan dengan pusatnya kehidupan. Dalam perkembangan sebuah wilayah, jantung dikonotasikan dengan pusat pertumbuhan yang mampu mendorong dan menarik perkembangan wilayah-wilayah di sekitarnya. Praktis jantung kota diartikan sebagai pusat kehidupan ekonomi dimana segala bentuk aktivitas ekonomi bergerak.
Seiring perkembangan kota, banyak bentang alam berubah. Perubahan ini sesuai dengan tuntutan ekonomi. Pohon-pohon ditebang agar memberi ruang bagi tumbuhan pohon semen yang akan membentuk ‘concrete jungle’.
Dalam kondisi seperti itu, interaksi manusia dengan alam mulai bergeser, berganti interaksi manusia dengan bangunan. Interaksi ini berimbas pada perubahan sistem sosial. Tak ingin, masyarakat berkiblat pada jantung kota, Djaffar Usman, penggiat Sekula Tani Rakyat (Setara) Belitung, memberikan pemahaman baru terhadap jantung kehidupan di pulau Belitung. Ia menyebutnya Heart of Belitung atau Jantong Belitong.
Menurutnya, Jantong Belitong itu adalah jaringan ekosistem bukit atau gunong di Belitong, terutama Gunong Tajam. Prinsipnya setiap gunong atau bukit beserta isinya adalah jantong Belitong. “Karena berada di tegah pulau, maka Gunong Tajam sebagai jantung dari pulau Belitong, begitu kira-kira. Sedang sungai-sungai yang mengalir itu ibarat urat nadi” tutur Jafar.
