Penas KTNA XV 2017 Aceh: Cornelis Ditolak, Arsel Community Jadi Duta Babel

TANJUNGPANDAN, DISKOMINFO – Kondisi geografis Aceh yang bergaris pantai 1.660 km, luasnya lahan pertanian dan perkebunan dan memiliki pulau-pulau kecil; menjadi faktor penting ditetapkannya Aceh sebagai tuan rumah Pekan Nasional Kontak Tani Nelayan Andalan (Penas KTNA) XV 2017 yang resmi dibuka oleh Presiden Jokowi pada Sabtu, 6 Mei 2017 lalu.

Berita dari Penas KTNA XV Aceh, sempat menjadi viral di media sosial bukan karena kondisi geografis atau terkait dengan tema pertanian dan perkebunan melainkan karena insiden pengusiran Gubernur Kalbar Cornelis saat berlangsungnya pembukaan Penas KTNA XV Aceh (6/5). Kasus-kasus yang berhulu dari ujaran ini sempat menjadi trending topik hingga anak bangsa tersentak. Negara yang dianggap contoh negara penuh toleran di dunia tiba-tiba bergejolak karena persoalan ujaran.

Sebaliknya, anak-anak muda di kampung Aik Selumar justru menjadi duta Bangka Belitung di Penas KTNA XV di Aceh 6-12 Mei 2017 karena ujaran.

Berawal dari ujaran yang mereka tuangkan dalam diskusi kecil, sekelompok anak muda yang tergabung dalam Arsel Community menggagas ide inovatif. Saat itu mereka sedang mencari solusi mengatasi masalah dalam mengelola HKM Bukit Peramun.

“Saat itu kita mendiskusikan bagaimana mengatasi masalah kebakaran hutan di HKM. Dari sini muncul ide untuk menciptakan teknologi tepat guna. Ada dua pilihan, membuat alat baru tapi harus didahului dengan penelitian atau memodifikasi teknologi QR code” ujar Dharmawan yang biasa dipanggil Adong mengisahkan awal terciptanya alat pemadam kebakaran.

“Alat pemadam kebakaran berbasis masyarakat ini lalu diikutsertakan pada Lomba Temu Karya bidang teknologi yang diadakan Provinsi Babel dan ternyata menang serta berhak mewakili Provinsi Babel pada Temu Karya Nasional bidang Gelar Teknologi di Aceh tgl 6-12 Mei 2017” tambah Adong.

Melalui Kelompok Tani Hutan (KTH) Arsel Community mereka menyertakan proposal yang menjelaskan latar belakang munculnya ide inovatif ini. Salah satu faktor perusak kelestarian hutan adalah sering terjadinya musibah kebakaran hutan terutama di musim kemarau. Untuk itu perlu dibuat dan dikembangkan suatu alat pendeteksi kebakaran hutan yang berbasis masyarakat.

Dengan tujuan untuk memudahkan dalam kegiatan menjaga kawasan hutan dari resiko kebakaran hutan yang lebih besar dan pemikiran untuk mengembangkan alat pendeteksi kebakaran hutan pada ruang lingkup yang lebih luas.

KTH Arsel Community yang berpusat di desa Air Selumar, kecamatan Sijuk ini memang rutin mengelola dan menjaga Hutan Kemasyarakatan (HKM) dan jasa lingkungan dikawasan Hutan Produksi seluas 115 ha.

Prinsip kerja dari alat ini adalah mendeteksi titik api lewat alat yang terpasang di areal HKM Bukit Peramun. Kemudian alat tersebut mengirimkan informasi kebakaran melalui gelombang radio yang dapat diterima pada radio penerima yang ada di pos penjaga terdekat atau di perkampungan penduduk sekitar kawasan hutan.

Uniknya, satu-satuya rujukan sekunder diperoleh dari salah satu situs internet. Hingga bisa dipastikan mereka kerap melakukan diskusi dan ada sosok yang gemar menguji coba perangkat teknologi. “Kami memang memiliki Litbang untuk mengulas masalah-masalah yang kami hadapi di lapangan“ ujar Adong.

Cara anak-anak muda yang tergabung dalam Arsel Community patut menjadi contoh yang perlu diapresiasi bagaimana mengatasi masalah dengan mendiskusikan ide-ide inovatif. Masalah tidak diumbar justru dicarikan solusi. Hasilnya terciptakan teknologi tepat guna berupa alat pemadam kebakaran berbasis masyarakat. Alat ini pun diapresiasi oleh Gubernur Babel H. Rustam Effendi dan Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan.

Tak puas menang di ajang Gelar Teknologi Tepat Guna dan duta Babel di KTNA XV di Aceh, Arsel Community menyusun 5 (lima) proyek teknologi yang akan digarap untuk tahun 2017 ini yakni information board based voice recording presentation, smartphone terminal charger energized by solar cell and micro windmill, automatic voice information speaker basic time, digital in out guest counter board, dan weather station real time. (fithrorozi)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *