Wabup Erwandi Buka Sosialisasi Sekolah Lapang Iklim

TANJUNGPANDAN, DISKOMINFO – Terik sinar matahari dalam tiga hari ini terasa hingga di dalam rumah. Sudah tiga hari ini, kota Tanjungpandan tidak diguyur hujan. Lapak pedagang ikan di pasar tradisioanl pun sepi dari biasanya. Beberapa hari ini, nelayan kesulitan mendapatkan ikan karena laut sedang disinari bulan. Terik sinar di siang hari, bertabur cahaya bulan di laut rupanya mempengaruhi perputaran uang di pasar tradisional.

“Saat ini bulan terang, ikan sulit didapat. Beda kalau 2-3 hari nanti, pasti ikan berlimpah.“ ujar Burhan mengungkapkan alasan kosongnya lapak ikan di Pasar Berehun kepada. Di bulan terang nelayan bagan enggan melaut bisa 4-5 hari. Istirahatnya nelayan bagan membuat nelayan non bagan tidak mendapatkan umpan sehingga nelayan yang sudah berada dilaut pun memutuskan pulang ke darat.

Keterkaitan rotasi bulan terhadap pancingan nelayan berimbas pada pola konsumsi masyarakat karena pasang surut air laut dan sinar bulan membuat ikan sulit didapat. Dengan sedikitnya ikan di pasar, praktis harga ikan melonjak. “Di tingkat pengumpul harga anak ikan tonggol diperoleh pedagang lapak Rp38 ribu, padahal anak ikan tongkol kurang diminati. Menjual dengan harga lebih tinggi tentu berisiko” ujar Andi menambahkan keterangan Burhan.

Bagi pedagang yang memiliki lapak ikan di Pasar Berehun, pengaruh cuaca seperti disampaikan Burhan dan Andi sudah biasa. Menurut mereka ini merupakan siklus mencari rejeki. Ketika ikan di lapak tampak kosong, konsumen beralih menuju lapak sayuran. Curah hujan yang turun membuat sentra sentra penghasil sayuran seperti di Prepat atau pun di Batu Itam bisa memasok sayur lebih banyak ke pasar tradisional. Meskipun meningkatnya pasokan harus disesuaikan dengan tingkat permintaan agar pasar tetap stabil.

Karenanya informasi cuaca erat kaitannya dengan transaksi jual-beli. Bahkan, dalam kondisi ekstrem mempengaruhi inflasi sejumlah bahan pokok. Karena sejumlah bahan pokok yang didatangkan dari luar tidak bisa diangkut dan gejolak kenaikan harga tidak bisa dihindari.

Sebagai daerah Kepulauan, Belitung pada dasarnya berada di tengah laut. Sebagaimana diungkapkan Kepala Stasiun Meteorologi Buluhtumbang Charles, ST, MSi. Siang hari angin laut yang mengandung uap air masuk ke daratan dan penumpukan uap air mempercepat pembentukan awan hujan karena Belitung dominan terjadi hujan di siang hari. Charles juga berharap penyebaran informasi cuaca ini hendaknya diketahui masyarakat bukan saja oleh pelaku usaha transportasi laut dan nelayan namun oleh masyarakat luas.

Sejalan dengan harapan Charles, BMKG melalui Stasiun Meteorologi Klas I Pangkalpinang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menggelar sosialisasi terbentuknya Sekolah Lapang Iklim (SLI) Tahap II di Green Tropical Village, Tanjungpandan. Kegiatan ini dibuka resmi oleh Wakil Bupati Belitung Drs. Erwandi A Rani tadi pagi , Rabu 17 Mei 2017.

Wabup Erwandi mengharapkan, melalui SLI ini lebih dipahami kondisi iklim, kapan masa tanam, kapan saatnya memupuk, kapan saatnya tanaman diserang penyakit hingga dapat menemukan formula untuk meningkatkan produksi pertanian.

Secara tradisional, warga lokal yang hidup dari hasil hutan biasa mengetahui iklim atau cuaca dari tradisi muar madu karena lebah akan hinggap pada bunga yang berkembang pada kondisi cuaca tertentu.

Sekolah Lapang Iklim (SLI) merupakan sebuah kegiatan yang diselenggarakan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG ) melalui Stasiun Meterologi Kelas I Pangkalpinang yang bertujuan untuk menjembatani peningkatan pemahaman mengenai informasi iklim bagi para petugas di lingkungan Dinas Pertainan Daerah, Penyuluh Pertanian. Pentahapan SLI ini terkait dengan sasaran kegiatan.

Sasaran SLI Tahap I adalah pemangku kepentingan yakni dinas terkait seperti dinas pertanian, dan pemerintah daerah. Sasaran SLI tahap dua adalah penyuluh pertanian sedang SLI Tahap III adalah kelompok tani. Semua tahapan menjelaskan tentang bagaimana memahami informasi iklim. Sebagaimana tema dari Kegiatan SLI Tahap II di Hotel Greentropical Tanjungpandan yakni “Melalui SLI Kita Tingkatkan Pemahaman Informasi Cuaca dan Iklim”.

Selain Wabup Erwandi A Rani, sambutan juga disampaikan oleh Kepala Stasiun Meterologi Kelas 1 Pangkalpinang yang dihadiri Kepala Stasiun Meterologi Buluhtumbang Carles, ST, MSi , dan Kepala Seksi Data & Informasi Stasiun Meteorologi Klas I Depati Amir Pangkalpinang, Ahmad Bisri, ST. Kepala Stasiun Meteorologi Koba, Bangka Tengah Ishak S.P, MSi, Kasubid Informasi Iklim Lingkungan Muhammad Agung Fauzi S.Si dan sejumlah penyuluh pertanian di Kabupaten Belitung. (fithrorozi/Dedy)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *