SIJUK, DISKOMINFO – Begitu pantai ditata dengan hamparan batu sangat potensial dikembangkan terutama dengan dukungan atraksi budaya seperti tradisi tutur dan sejarah. “Kami melihat dari perjalanan (pembangunan) Provinsi Babel. Saya menjadi optimis”, ujar Dr. Aryo Hanggono, Staf Ahli Bidang Ekologi dan Sumber Daya Laut yang mewakili sambutan Menteri KKP dalam Seminar Nasional Geopark yang dilaksanakan di Swisbell-Resort Tanjung Binga, Kabupaten Belitung, Selasa (29/1).
“Alamnya mirip dengan Anambas”, kata Aryo seraya mengilas balik perjalanan pendeta I-Tjing dari Cina ke Nusantara di abad ke-7. Dulu di abad ke-7, I-Tjing berkelana ke tiga tempat kita yakni di pantai timur Sumatera yang bernama San Fo Qi, Mo-Lo-Yeu (Jambi) dan sebuah wilayah yang sekarang dikenal dengan kota Medan. “Apakah Belitung menjadi destinasi. Saya pikir Belitung perlu meminta pendampingan Kemendikbud. Perlu diungkapkan sejarah budaya agar menjadi atraksi (daya tarik) sendiri. Kami (sekarang) fokus dengan BMKT (Museum Benda Muatan Kapal Tenggelam). Apalagi tadi telah diresmikian Diving Center dan saya lihat ada replikasi keramik Dinasti T’ang“, ujar Aryo.
Staf Ahli Bidang Ekologi dan Sumberdaya Laut Kementerian KKP mengungkapkan nilai ekonomi perairan Indonesia bersumber dari ikan hidup, ikan fillet (dibekukan) dan olahan. “Tapi hari ini, Pak Menteri (Menpar Arief Yahya) menyebut ikan dilihat lebih mahal dibandingkan dengan ikan segar” ujar Aryo.
Menurutnya, potensi bawah laut Indonesia terutama ikan hias memberi value yang tinggi dalam menunjang wisata bahari. Di wilayah Timur, perairannnya tergantung dari suhu, arus laut dan fenomena El-Nino berdampak terhadap kerusakan kondisi terumbu karang atau coral blech, sedangkan di perairan Belitung relatif terjaga. “Keunggulan ini harus dipahami bahwa kita punya atraksi yang menarik dibanding dengan wilayah Timur”, pungkas Anggono menutup sesi pembukaan Seminar Nasional Geopark.
Sebelum Seminar digelar, Staf Ahli Bidang Ekologi dan Sumber Daya Laut, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Bupati Belitung Sahani Saleh, Wakil Bupati Isyak Meirobie dan sejumlah narasumber seminar meluncurkan logo pariwisata “Lets Go Belitung”. Logo ini memuat nilai kearifan lokal budaya masyarakat belitung yang menjadi modal dalam mempercepat pembangunan industri pariwisata. Yang ditonjolkan dengan gambar Tarsius, Daun Simpor (Dillenia sufroticosa) dan anak panah. “Tangan dirapatkan seperti pesawat take-off pak“, ajak Isyak Meirobie menguatkan niat Pemkab Belitung untuk mengembangkan industri pariwisata.
Sumber: Fiet/IKP