Nanas Masih Menjadi Produk Unggulan Badau

BADAU, DISKOMINFO – Nanas merupakan salah satu produk unggulan di Kecamatan Badau. Setiap pembeli, khususnya mereka yang asli Belitung pasti akan mencari nanas yang berasal dari Kecamatan Badau. Teksturnya yang agak kering dan manis menjadi ciri khas dari buah dengan nama latin Ananas Comosus ini.

Namun sayangnya keberadaan buah nanas semakin hari kian berkurang. Seperti yang diungkapkan oleh Camat Badau, Robert Horison, S.Sos, M.Si pada wawancara yang di ruang kerjanya usai pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kecamatan Badau, Selasa (12/2) menjelaskan bahwa merawat tumbuhan nanas ini perlu keuletan dan kesabaran. Sekarang ini banyak masyarakat beralih kepada usaha yang instan seperti penambangan timah yang hasilnya bisa langsung didapatkan tanpa menunggu waktu yang lama. Padahal nanas adalah salah satu hasil perkebunan utama setelah perkebunan lada.

Robert menambahkan, selain pada sektor pertanian dan perkebunan, di Kecamatan Badau juga unggul pada sektor perikanan dan kelautan serta pariwisata. Pada sektor perikanan dan kelautan yang utama adalah berasal dari Desa Sungai Samak. Sedangkan pada sektor pariwisata, icon pariwisata di Kecamatan Badau adalah Gunung Tajam karena disanalah bukit yang paling tinggi. Di kaki gunung tajam juga ada air terjun Gurok Beraye.

Selain itu, di desa Badau juga terdapat museum yang menyimpan berbagai benda pusaka, Pasar Rimba dengan menu vegetariannya di Desa Kacang Butor, wisata ziarah makam Datuk Gunung Tajam, Datuk Sumenggi, Gunung Keramat dan makam tua di daerah Ibul yang semuanya sudah dibuat sebagai Situs Budaya oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Belitung.

Kembali ke produk unggulan yaitu buah nanas, saat ini untuk program nanas sudah diantisipasi APBDes dengan dibuatkannya kebun desa yang komoditas utamanya adalah nanas. Nanas ini sudah tersebar di Desa Badau, Ibul dan Sungai Samak. “Apalagi sekarang Badau harus dikemas semenarik mungkin walaupun belum termasuk daerah pariwisata unggulan, namun kita sudah persiapkan untuk pariwisata alternatif yang salah satunya adalah wisata perkebunan nanas”, ujar Robert.

Sumber: Siti Rofiqoh/IKP

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *